Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2012

Catatan tentang pulang, rumah, Mama dan pacarku

Menjelang lebaran, Mama jadi lebih sering telepon.  Sekadar memberi kabar tentang keadaan di rumah, di mana Simbah yang sakit-sakitan, dan paman yang harus segera dioperasi.  Tapi, ada yang menggelitik setiap kali Mama menanyakan pacarku. Mama akan tanya apakah pacarku akan pulang. Ya, tentu saja kujawab iya. Pacarku itu tipe lelaki yang sangat santun sama orang tuanya. Mustahil, ia tidak pulang. Lalu Mama akan kembali tanya "Kapan? Arep bali kapan?" kujawab saja sebelum lebaran. Kemudian ada jeda di antara kami. Saling diam dan memahami bahwa pulang yang dimaksud Mama adalah pulang ke rumah kami. Bukan pulang ke rumah orang tua pacarku. Yah, ini tentang pulang. Tentang rumah kami yang telah menjadi rumahnya sebelum kami resmi jadi pasutri.

Ingatan Tentang Buku, Guru dan Kampung Halaman

Ingatan yang tak utuh ini begitu saja datang. Sebuah kantor sekolah dasar di kampungku. Di ruangan itu, di belakang meja meja guru ada sebuah lemari besar. Katakan saja itu perpustakaan. Lemari perpustakaan yang berjejer dengan buku-buku yang berantakan.  Jangan bayangkan perpustakan yang mandiri di ruangan sendiri. Zaman itu, ruang kelas saja berbagi jam. Jangan bayangkan bagaimana minat baca kami saat itu. Melewati meja-meja guru menuju perpustakaan tentulah tidak menyenangkan. Istirahat kami diisi kasti dan permainan-permainan. Jangan tanyakan perpustakaan umum di kampungku, datanglah bertamu ke rumah. Di rumah-rumah kami lebih banyak kitab-kitab agama yang berupa buku.  Apakah kami boleh pinjam buku di sekolah? Tentu saja boleh. Guru-guru sekali waktu meminjamkannya untuk dibawa pulang. Tidak lebih dari dua buku. Itu pun disarankan untuk bergilir dengan teman. Barangkali guru kami itu lebih tahu, bahwa di usia kami saat itu membaca buku nonpelajaran haruslah dibatasi. Kami