Catatan tentang pulang, rumah, Mama dan pacarku
Menjelang lebaran, Mama jadi lebih sering telepon.
Sekadar memberi kabar tentang keadaan di rumah, di mana Simbah yang sakit-sakitan, dan paman yang harus segera dioperasi.
Tapi, ada yang menggelitik setiap kali Mama menanyakan pacarku. Mama akan tanya apakah pacarku akan pulang. Ya, tentu saja kujawab iya. Pacarku itu tipe lelaki yang sangat santun sama orang tuanya. Mustahil, ia tidak pulang. Lalu Mama akan kembali tanya "Kapan? Arep bali kapan?" kujawab saja sebelum lebaran. Kemudian ada jeda di antara kami. Saling diam dan memahami bahwa pulang yang dimaksud Mama adalah pulang ke rumah kami. Bukan pulang ke rumah orang tua pacarku. Yah, ini tentang pulang. Tentang rumah kami yang telah menjadi rumahnya sebelum kami resmi jadi pasutri.
0 komentar
Komentar dengan menyertakan link hidup akan saya hapus. Maaf ya....