Mula-mula cuaca mengantarkanku padamu.
Kepada tubuhmu yang menjelma asin lautan.
Lalu...
Diam-diam kutemukan pulau asing di wilayahmu,
kutemukan serta pantai-pantai tak bertuan.
Mestinya aku tabah pada keadaan.
Bukankah, perahuku ialah sekian pelaut tanpa peta.
Kucintai laut yang menyerupai kau.
Kutaklukan tubuhmu beserta gigil takut yang datang.
Harusnya kita tidak lupa.
Bahwa, usia hanyalah perantara,
di mana di dalamnya ditakdirkan nama-nama kita
untuk saling mencinta dan menyakiti.
bagus jenk...lanjut
ReplyDelete