Beginilah mencintaimu, membangun yang baru tak luput dari merobohnya bangunan lama. Di tubuhku, Mas, biarlah mimpi-mimpi kualamatkan kepadamu. Kamar-kamar dikosongkan, sebab telah takdirku bermuara di rumahmu. Kelak, Mas, kau mesti berlayar. Sedang aku menghuni rumah, merawat anak-anak dan buku-buku. Barangkali lebih patut begitu. Pun jika tidak, biarlah kita terasing pada kertas dan pena masing-masing. Segala yang sekarang, telah membuat kita tak sempat mencatat apa-apa. Terlebih kau ... sebab kau ini tak lain dari penanggung beban menghidupi kami. Ah, Mas. Cintaku....
Memahat sejarah, mengarsip kisah-kisah.