Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2014

Childish Najis

Anak kecil itu ya ... Laper dikit rewel, Nggak bisa tidur rewel, Badan meriyang rewel, Minta sesuatu nggak dituruti rewel, Sesuatu nggak pas sama keinginan rewel, Itu anak kecil loh. Itupun nggak semua anak kecil kayak gitu. Nah kalau ada orang dewasa sifatnya kayak di atas, namanya childish najis. Dan gegara sosmed banyak kan kita jumpai kayak gitu.

Narsis Foto :)

Sekarang zamannya setiap hal diarsip dalam foto. Mau makan enak difoto dulu. Habis dandan difoto dulu. Habis masak difoto dulu. Bahkan kalau ngliat bulu mata jatuh di pipi juga rasanya pengin difoto, lalu diunggah ke sosial media dengan capture "Duh ada yang kangen gue nih. Siapa yah?". Pokoknya mau muda atau tua nggak kenal usia deh buat narsis dengan kamera dan sosial media. Termasuk aku tentunya hihihi.  Yap. Namanya manusia, salah satu sifat dasarnya adalah menginginkan apa yang orang lain lakukan. Begitulah kejadiannya. Habis dandan, aku suka minta suami buat mengambil gambar cantikku. Logis dong, namanya tinggal berdua. Siapa lagi yang mau kumintai tolong. Masa tuyul hehehe.  Entah kenapa, kalau difotoin suamiku kok hasilnya sering nggak memuaskan. Kadang kerudungku miring dia diem aja. Kadang eanglenya jelek, dia cuek. Kadang pipiku kelihatan chubby banget dia bilang biasa aja. Bahkan kadang badanku terlihat sangat gemuk. Aku jadi sebel. Kupikir dia bis

Kepada Si Pemarah

Suatu hari aku nonton film di bioskop. Film yang dari sinopsis, dan thrilernya sih bagus. Maka hari itu aku pun duduk manis di studio yang menayangkan film action X yang katanya keren. Padahal untuk biaya tiket yang bisa buat beli beras 3kg, kadang aku perlu pikir-pikir lagi. Tapi entah kenapa, saat itu tanpa pikir panjang aku langsung membelinya. Pokoknya kata orang sih bagus.  Sambil menikmati cokelat panas, jam pertama berlalu, lalu masuk jam kedua. Ah kusadari ternyata aku lebih banyak menutup mata daripada menikmati alur ceritanya. Ih ngeri banget. Aku sungguh tidak puas, karena meleset dari ekspektasiku. Film itu bagiku tidak bagus. Ini pendapatku yang tentunya sangat subyektif. Sebab barangkali pendapat orang lain cerita ini bagus. Atau bisa jadi sutradaranya memang sengaja membuat karya yang tidak cocok untuk kutonton. Ya, mungkin saja. Bukankah suka-suka dia? Orang bebas dong berkarya. Itulah kenapa dalam setiap penciptaan selalu ada dua opini; jelek dan bagus. Sepert

Kita Seperti Dua Manusia Bodoh

Malam yang begini sunyi. Kita saling diam.  Saling menyimpan dada yang sakit dengan pura-pura tersenyum. Tapi ternyata matamu itu tidak pernah bohong.  Ia menyimpan gelisah yang sengaja tidak ingin kau bagi denganku.  Ya aku tahu sebabnya apa.  Aku tahu, kau paham kegelisahanku di mana hatiku sedang pulang ke tanah kelahiran.  Kau tahu memikirkan rumah menjadi beban bagiku, makanya kau diam tak ingin membebaniku dengan masalahmu.  Dan kita seperti dua manusia bodoh.  Sebab, nyatanya aku tahu permasalahan yang membebanimu.  Sesuatu yang tidak ingin kau bagi, tapi kuketahui tanpa kau tahu. Kita ini sedang bagaimana sebenarnya?