Upaya Bunuh Diri?
Amarah itu seperti api. Jika disembunyikan dalam diri, ia akan bergejolak: kadang berkobar jadi api dan lain hari jadi bara yang mudah sekali membuat dada jadi panas. Harusnya memang tidak seperti ini. Harusnya bisa kupadamkan. Sebab sejatinya, merumahkan amarah dalam badan tak lebih dari upaya bunuh diri.
Seperti belakangan ini, sakit kepalaku semakin rutin terasa. Bonusnya adalah bagian leher belakang ke atas jadi ngilu yang membuatku nyaman hanya jika menyandarkannya. Memang suka aneh ya badan ini. Kalau aku sedang jengkel setengah mati, biasanya perutku yang kram. Mungkinkah kemarahanku yang dihimpun seperti bukit kini telah mencapai puncak? Sudah mencapai puncak kepalaku? Ah, seharusnya setiap orang memang punya keberanian untuk melepaskan kemarahannya. Supaya setelah itu, ia dapat melangkah lebih baik dengan hati yang baru.
0 komentar
Komentar dengan menyertakan link hidup akan saya hapus. Maaf ya....