Setiap minta dibikinkan kopi, suami hanya akan bilang "Ngopi yuk, Dik". Tanpa tambahan lain. Rada janggal kan, coba kalau saya lagi nggak pengin ngopi. Otomatis akan saya jawab, "Nggak ah" dan nggak akan tersedia kopi. Harusnya sih begitu. Tapi nyatanya itu tidak berlaku di sini. Jadi, ketika suami mengatakan kalimat ajaib tersebut, maka dengan sendirinya saya akan menganggukan kepala, menuju dapur, dan menghidangkan segelas kopi untuk dia. (Tak peduli apakah saya ikut ngopi atau tidak. Tak perlu mikir dua kali, apakah itu artinya dia ngajak kencan di coffe shop atau di luar rumah. Nggak boleh mikir begitu. Pokoknya "Ngopi yuk Dik" hanya berlaku di rumah, yang artinya "Bikinin kopi dong".) Nah, tapi pagi ini, dia mengubah kalimatnya sendiri. Ia bilang : Adik, udah ngopi? Jelas saja saya jawab belum, lah wong emang cuma membuat segelas jeniper. Maka, selesai pertanyaan itu, saya pun tetap anteng menghadap laptop. Sampai kira-kira sejam k
Memahat sejarah, mengarsip kisah-kisah.