Suatu hari, pagi pagi sekali seorang teman menelepon saya. Ketika namanya muncul di layar handphone, saya yakin sekali ada hal penting yang akan ia kabarkan. Maka, buru-burulah saya tekan tombol 'yes' untuk menerima panggilannya. Namun ternyata hening . Ada jeda panjang yang membuat saya harus berkali-kali bilang 'halo', 'hei', 'halo', 'beb?'. Beberapa saat saya berpikir kalau sinyalnya sangat buruk, tapi ternyata tidak. Ketika isak tangis terdengar di ujung telepon, saya tahu ada sesuatu yang buruk. Paniklah saya. Ada apa? Kenapa dia menangis? (Segala macam pikiran buruk berkelindan). Mengetahui saya panik, barangkali ia merasa harus berbicara. "Kekasihku selingkuh Mbak... " katanya. Lalu gadis itu kembali menangis. Dengan terbata-bata ia menceritakan kronologis situasi yang sedang dihadapi. Ah, tiba-tiba saja saya ikut larut. Betapa saya merasa begitu jauh, yang seharusnya berada di sampingnya. Ia pasti butuh sandaran se