Minggu malam itu, saya dan suami sengaja tidur gasik di rumah sakit. Kayaknya, sebelum jam 12 malam, kami sudah tepar (padahal biasanya denger bedug subuh baru inget tidur). Ya, sekali-kali-lah jadi pasien patuh. Kan, besok paginya mau operasi telinga. Masa masih mau begadang sih, pikir kami. Kalau jam tidurnya cukup, artinya suami bakalan fit saat menjalani operasi. Makanya, tanpa kompromi, saya mengharuskan dia buat tidur malam segasik mungkin. Apalagi kata dokter, jadwal operasinya jatuh di jam pertama sekitar pukul 8 atau 9 pagi. Kan pagi banget tuh. Maklum, kami terbiasa buka pintu dan jendela rumah tepat pukul 10 pagi (Itu pun karena denger tukang sayur yang manggil-manggil. Jadi, jangan tanyakan, kami biasa sarapan jam berapa ya hehehe?). Oh ya, yang penasaran suami saya sakit apa, bisa baca peristiwa ini dulu ( adegan satu , dua , dan tiga ). Nggak baca juga nggak papa sih, tetep bakalan nyambung kok. :)) Lanjut yuk. Jadi gini, karena suami saya mendapat jadwal ope
Memahat sejarah, mengarsip kisah-kisah.