Kode Rahasia ILLahi, Barangkali.

by - September 18, 2015

Aksi diammu pecah saat tiba-tiba pacarmu datang dan sebentar kemudian pergi begitu saja.
"Ini nih, kenapa kita tidak boleh ketemu lagi" katamu padaku. Menusuk. Kamu menatapku sinis sebelum akhirnya berlari menyusul pacarmu yang cemburu.
Astaga.
Aku sungguh tidak paham.
Di tempat umum semacam ini, siapa pula yang tahu akan dipertemukan dengan siapa? Begitu pun kita. Aku dan kamu.
Tidak perlu kumungkiri, tempat ini memang menyimpan banyak sekali masa lalu kita. Ketika namamu masih kurapal dalam doa. Ketika namaku masih jadi tokoh-tokoh dalam puisimu. Itu dulu. Itu hanyalah masa lalu. Namun, jika sewaktu-waktu kuziarahi tempat ini karena rindu, itu jelas bukan lagi jadi urusanmu. Bukan urusanmu.
Maka, ketika aku melihatmu tengah duduk sendirian sore ini, itu pun bukan lagi urusanku. Bukan urusanku.
Aku diam, kamu pun pura-pura tak melihat. 
Meski sebenarnya diam-diam dadaku berkecamuk, tapi aku terlalu tahu diri untuk sekadar menyapamu.
Lalu apa yang salah dengan pertemuan kita?
Tiba-tiba saja pacarmu datang dan sebentar kemudian pergi begitu saja.
"Ini nih, kenapa kita tidak boleh ketemu lagi" katamu padaku. Menusuk. Kamu menatapku sinis sebelum akhirnya berlari menyusul pacarmu yang cemburu.
Astaga.

Aku sungguh tidak paham.


(Ini cuma mimpi. Yang barangkali menjadi kode rahasia supaya aku tidak lagi memikirkanmu. Siapa? Aku pun tidak tahu. Lahdelah.)

Tulisan Terkait

0 komentar

Komentar dengan menyertakan link hidup akan saya hapus. Maaf ya....