Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2016

Menghitung Sisa Usia Kira-Kira

Tiba-tiba saja aku sudah setua ini: 28 tahun, seorang freelancer yang merindukan anak. Padahal, rasanya baru kemarin aku melepas seragam putih abu-abu--berlagak siap menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Dan k emarin itu adalah 10 tahun lalu.  Dalam waktu 10 tahun, peristiwa-peristiwa penting terjadi. Aku lulus sebagai sarjana, menikah,  kehilangan simbah, paklik, budhe, dan seorang sahabat. Kehilangan itu tak pernah kubayangkan sebelumnya. Karena 10 tahun yang lalu, mereka masih sehat bugar, seakan-akan bakalan mampu menemani hari-hariku sampai sekarang. Tapi ternyata Tuhan lebih sayang sama mereka. Biarlah. Hanya dalam waktu 10 tahun, kehidupan ini memang bisa berubah drastis. Namun dalam sepuluh tahun itu pula, sedikit sekali yang sudah kukerjakan. Mimpi-mimpi mangkrak di folder antah barantah. Pekerjaan berhenti di posisi; butuh makan lalu segera kebut deadline. Pertanyaannya kemudian, apakah kehidupanku akan begini-begini saja? Aku berpikir, jika batas maksimal usia manusia

Ada Apa Dengan Cinta? Ih Kepo Banget Deh (Cerita Film)

*Maaf! Isi mengandung spoiler* April 2016. Saat fans berat Rangga sudah tak sabar  pecahkan bisul kangen  menanti si ganteng Nicholas tampil di bioskop, fokus saya justru pada brambang yang mahal, lalu masih sempat bersyukur karena perut kenyang bisa ikut #HaulPram ke-10 di Indonesia Buku.  Ah, apalah haul Pram itu, bisikmu? Beruntung saja enggak kena grebek isu kekiri-kirian. Tentunya mengenang keromantisan  mantan Rangga secara berjemaah lebih asyik kan, yah? Apalagi bagi mamah-mamah muda yang waktu Nicholas lagi imut-imutnya dulu sudah bisa berdesakan masuk ke bioskop. Jadi, nonton AADC2 itu semacam nostalgia, "Papih enggak perlu cemburu sama Rangga ya!" Sedangkan saya, beuh nostalgia apanya? Tahun 2002 saya justru jauh lebih imut dari Rangga. Waktu itu saya masih berstatus anak SMP yang tak pernah membayangkan ada tempat bernama bioskop di dunia ini. Jadi kalau ngaku ngebet ketemu Nicholas karena nostalgia, mungkin saya amnesia sedikit (ikut-ikutan tren biar ng

Aku Homesick, Tolong Jangan Katakan 5 Kalimat Ini

Siksaan bagi seorang perantau adalah ketika mengalami perasaan  homesick tapi tak bisa mudik. Serius deh menyiksa banget, kan? Kamu pernah mengalami?  Kalau aku sih sudah langganan. S ejak merantau ke Jogja aku kerap dikoyak rasa kangen dan kesepian luar biasa tiap ingat rumah. Pengin mudik, tapi skripsi belum kelar. Mau mudik, tapi malas ditanya kapan kawin. Berani mudik, eh lah gajian malah keburu habis buat bayar utang.  Beruntunglah sekarang sudah lulus dan punya partner hidup yang sah. Tapi apakah itu membuatku jadi sering mudik? No!  Setelah menikah, untuk mudik ternyata justru butuh pertimbangan ini itu. Pasti enggak cuma aku kan yang mengalami?  Mungkin biaya perjalanan sudah siap,  tapi libur kerjanya tak bisa bersamaan. Mau mudik sendiri takut dilanda kangen sama partner. Alasan klise yang selalu bikin kita nyesek, lalu mojok di sudut kamar sambil ngabisin tisu.  Namun sebenarnya, selain tak bisa mudik, banyak orang merasa lebih sedih saat homesick adalah ketika pasan