Siksaan bagi seorang perantau adalah ketika mengalami perasaan homesick tapi tak bisa mudik. Serius deh menyiksa banget, kan? Kamu pernah mengalami?
Kalau aku sih sudah langganan. Sejak merantau ke Jogja aku kerap dikoyak rasa kangen dan kesepian luar biasa tiap ingat rumah. Pengin mudik, tapi skripsi belum kelar. Mau mudik, tapi malas ditanya kapan kawin. Berani mudik, eh lah gajian malah keburu habis buat bayar utang.
Beruntunglah sekarang sudah lulus dan punya partner hidup yang sah. Tapi apakah itu membuatku jadi sering mudik? No! Setelah menikah, untuk mudik ternyata justru butuh pertimbangan ini itu. Pasti enggak cuma aku kan yang mengalami?
Mungkin biaya perjalanan sudah siap, tapi libur kerjanya tak bisa bersamaan. Mau mudik sendiri takut dilanda kangen sama partner. Alasan klise yang selalu bikin kita nyesek, lalu mojok di sudut kamar sambil ngabisin tisu.
Namun sebenarnya, selain tak bisa mudik, banyak orang merasa lebih sedih saat homesick adalah ketika pasangan mengucapkan 5 kalimat berikut:
"Rumahmu jauh sih...."
Sebelum kawin, jarak seperti tak jadi soal untuk menyatukan dua hati. Kenapa sekarang bilangnya begitu? Apakah rumah pasanganmu sudah pindah? Alih-alih menenangkan, malah menyalahkan jarak.
"Ngapain mudik sih, emang ada apa di kampungmu?"
Nyebelin banget enggak sih, kalau lagi homesick malah dituntut harus punya alasan. Ingat dong setiap orang itu memiliki historinya sendiri-sendiri. Termasuk pasanganmu. Histori itu mungkin tidak penting buat kamu, tapi bagi dia bisa saja menjadi sangat berarti. Bukan mustahil kan, kalau keinginannya mudik lantaran di sana tertinggal kenangan masa kecilnya yang indah. Kamu bilang ngapain mudik? Emang kangen aja enggak cukup ya buat jadi alasan? Emang harus ada apa-apanya dulu?
"Aku bingung mau ngapain di sana"
Banyak orang mengalami perasaan asing di tempat mertua. Hasilnya kemudian menjadi salah tingkah karena bingung harus berbuat apa. Tapi kebingungan itu adalah urusanmu sendiri. Bukan masalah pasanganmu. Karena bisa saja kan, pasanganmu juga mengalami hal serupa jika berada di rumah keluargamu. Jadi urusanmu, selesaikanlah sendiri. Tak perlu mengucapkan kalimat itu yang pada akhirnya justru membebani pasanganmu. Ketika terbebani, homesick yang ingin diobati dengan mudik jadi enggak asyik tahu.
"Pulang ke kampungmu itu mahal"
Setiap orang juga tahu bahwa kangen itu obatnya kadang bisa sangat mahal. Bisa tidak cukup dengan telepon. Tidak cukup dengan memandangi potret usang masa kecil. Tidak cukup! Tidak cukup! Aku homesick. Aku butuh mudik. Kalau emang mahal, terus kita tak harus mudik ke kampungku begitu? Plis deh jangan katakan kalimat ini ke dia. Karena kesannya kamu keberatan sekali mengeluarkan uang untuk kebahagiaannya. Seakan-akan pulang ke kampung pasanganmu adalah sebuah beban yang kemudian membuatmu jatuh miskin. Padahal, kadang si dia hanya butuh diajak bicara, diajak berusaha bersama. Dia lebih paham kali biaya untuk pulang ke kampungnya.
"Males ah pulang ke sana"
Mungkin alasanmu banyak untuk tidak memenuhi ajakan pasanganmu mudik. Bisa karena deadline kerjaan, biaya perjalanan, hubungan keluarga yang tidak akrab, bingung mau ngapain, sampai hal remeh temeh lainnya. Tapi jangan sampai kamu mengatakan ini ke partner loh ya. Karena bisa aja suatu hari malah jadi bumerang buat kamu. Coba deh rasakan kalau di kemudian hari dia membalasmu dengan kalimatmu sendiri. Sakit enggak kalau keluargamu ternyata membuatnya malas untuk pulang kampung? So, stop katakan ini ya.
Nah, demikianlah 5 pantangan yang sebaiknya tidak perlu kamu ucapkan ketika pasanganmu sedang homesick dan butuh mudik. Orang kangen itu bisa berbahaya loh Gaes.
Eittt, tapi ada kalimat lain yang lebih nyakitin enggak sih, yang harus tak boleh diucapkan ke pasangan? Jangan-jangan yang lima ini cuma terlalu baper kwkwkw.
Kalau aku sih sudah langganan. Sejak merantau ke Jogja aku kerap dikoyak rasa kangen dan kesepian luar biasa tiap ingat rumah. Pengin mudik, tapi skripsi belum kelar. Mau mudik, tapi malas ditanya kapan kawin. Berani mudik, eh lah gajian malah keburu habis buat bayar utang.
Beruntunglah sekarang sudah lulus dan punya partner hidup yang sah. Tapi apakah itu membuatku jadi sering mudik? No! Setelah menikah, untuk mudik ternyata justru butuh pertimbangan ini itu. Pasti enggak cuma aku kan yang mengalami?
Mungkin biaya perjalanan sudah siap, tapi libur kerjanya tak bisa bersamaan. Mau mudik sendiri takut dilanda kangen sama partner. Alasan klise yang selalu bikin kita nyesek, lalu mojok di sudut kamar sambil ngabisin tisu.
Namun sebenarnya, selain tak bisa mudik, banyak orang merasa lebih sedih saat homesick adalah ketika pasangan mengucapkan 5 kalimat berikut:
via cosmopolitan.co.id |
"Rumahmu jauh sih...."
Sebelum kawin, jarak seperti tak jadi soal untuk menyatukan dua hati. Kenapa sekarang bilangnya begitu? Apakah rumah pasanganmu sudah pindah? Alih-alih menenangkan, malah menyalahkan jarak.
"Ngapain mudik sih, emang ada apa di kampungmu?"
Nyebelin banget enggak sih, kalau lagi homesick malah dituntut harus punya alasan. Ingat dong setiap orang itu memiliki historinya sendiri-sendiri. Termasuk pasanganmu. Histori itu mungkin tidak penting buat kamu, tapi bagi dia bisa saja menjadi sangat berarti. Bukan mustahil kan, kalau keinginannya mudik lantaran di sana tertinggal kenangan masa kecilnya yang indah. Kamu bilang ngapain mudik? Emang kangen aja enggak cukup ya buat jadi alasan? Emang harus ada apa-apanya dulu?
"Aku bingung mau ngapain di sana"
Banyak orang mengalami perasaan asing di tempat mertua. Hasilnya kemudian menjadi salah tingkah karena bingung harus berbuat apa. Tapi kebingungan itu adalah urusanmu sendiri. Bukan masalah pasanganmu. Karena bisa saja kan, pasanganmu juga mengalami hal serupa jika berada di rumah keluargamu. Jadi urusanmu, selesaikanlah sendiri. Tak perlu mengucapkan kalimat itu yang pada akhirnya justru membebani pasanganmu. Ketika terbebani, homesick yang ingin diobati dengan mudik jadi enggak asyik tahu.
"Pulang ke kampungmu itu mahal"
Setiap orang juga tahu bahwa kangen itu obatnya kadang bisa sangat mahal. Bisa tidak cukup dengan telepon. Tidak cukup dengan memandangi potret usang masa kecil. Tidak cukup! Tidak cukup! Aku homesick. Aku butuh mudik. Kalau emang mahal, terus kita tak harus mudik ke kampungku begitu? Plis deh jangan katakan kalimat ini ke dia. Karena kesannya kamu keberatan sekali mengeluarkan uang untuk kebahagiaannya. Seakan-akan pulang ke kampung pasanganmu adalah sebuah beban yang kemudian membuatmu jatuh miskin. Padahal, kadang si dia hanya butuh diajak bicara, diajak berusaha bersama. Dia lebih paham kali biaya untuk pulang ke kampungnya.
"Males ah pulang ke sana"
Mungkin alasanmu banyak untuk tidak memenuhi ajakan pasanganmu mudik. Bisa karena deadline kerjaan, biaya perjalanan, hubungan keluarga yang tidak akrab, bingung mau ngapain, sampai hal remeh temeh lainnya. Tapi jangan sampai kamu mengatakan ini ke partner loh ya. Karena bisa aja suatu hari malah jadi bumerang buat kamu. Coba deh rasakan kalau di kemudian hari dia membalasmu dengan kalimatmu sendiri. Sakit enggak kalau keluargamu ternyata membuatnya malas untuk pulang kampung? So, stop katakan ini ya.
Nah, demikianlah 5 pantangan yang sebaiknya tidak perlu kamu ucapkan ketika pasanganmu sedang homesick dan butuh mudik. Orang kangen itu bisa berbahaya loh Gaes.
Eittt, tapi ada kalimat lain yang lebih nyakitin enggak sih, yang harus tak boleh diucapkan ke pasangan? Jangan-jangan yang lima ini cuma terlalu baper kwkwkw.
Comments
Post a Comment
Komentar dengan menyertakan link hidup akan saya hapus. Maaf ya....