• HOME
  • BIBLIOGRAFI
  • REVIEW BUKU
  • PENULISAN KREATIF
    • Artikel/Tips
    • Cerita Pendek
    • Fiksi Abu-Abu
    • Puisi
  • EJAAN-PENULIS
  • STORIES
    • Anak
    • Anything
    • Event
    • Komunitas
    • Kuliner dan Wisata
    • Produk
    • Tokoh
  • EJAAN-PENULIS
  • TENTANG SAYA
    • Biodata
    • Editor Buku
    • Jasa Penulisan Buku
Powered by Blogger.

Jurnal Tikah Kumala

Memahat sejarah, mengarsip kisah-kisah.


The Enlightement Fashion Diary kembali dihelat Ibis Styles Yogyakarta dengan mengusung tema "Gurat Senja". Tema tersebut dipilih lantaran bertepatan dengan peluncuran promo terbaru mereka Sunset Hour. Menurut Diah Widyaningsih, Executive Secretary & PR Ibis Style, dalam setahun series fashion show yang telah dirintis sejak 2014 ini digelar sebanyak dua kali dengan tema yang berbeda-beda. 

Gurat Senja sendiri terselenggara pada Kamis 24 November 2016, di D'Skybar lantai 7 Ibis Styles Yogyakarta, mulai pukul 16.00 WIB. Dalam fashion show ini, ada tiga designer kenamaan Yogyakarta yang digandeng untuk memamerkan karyanya, yaitu Endarwati, Theo Ridski, dan Djoko Margono. Ketiganya mengangkat keindahan langit senja yang memancarkan warna warni jingga ceria yang dituangkan dalam karya. Maka jadilah busana casual ready to wear dengan permainan warna yang ceria, elegan, dan modern diperuntukan bagi semua kalangan yang berjiwa muda, matang, dan dinamis. 

Adapun model yang memperagakan karya 3 desaigner tersebut diambil dari Paguyuban Dimas Diajeng Sleman serta Lima LutfiMajid sebagai koreografernya. Harapannya, apa yang ditampilkan di acara Gurat Senja dapat menjadi acuan gaya busana masa kini dan modern. 


Endarwati bersama peraga yang memamerkan karyanya

Theo Ridski dengan dua peraga busananya

Djoko Margono bersama peraga busananya

Sebenarnya ada yang menarik, dan berbeda dari acara ini. Jika biasanya kita menyaksikan fashion show dalam ruangan, Gurat Senja justru berusaha keluar dari konsep tersebut. Tujuannya adalah mengajak tamu-tamu yang hadir untuk menikmati keindahan karya anak bangsa, sekaligus indahnya matahari terbenam di tengah hiruk pikuknya Kota Yogyakarta. Tak heran jika The Enlightement Fashion Diary telah dua kali diselenggarakan di D'Skybar lantai teratas Ibis Styles Yogyakarta. 

Suasana Gurat Senja

Sebagai perempuan yang tentunya ingin tampil menarik, beruntung sekali, saya dengan lima teman blogger lainnya dapat menyaksikan langsung fashion show ini. Bagaimana tidak beruntung? Selain lokasinya yang indah, kami juga mendapat referensi baru tentang fashion yang dapat dikenakan dalam berbagai acara. 

Kami: blogger Jogja
Foto milik Primastuti Satrianto/ceritamanda.com

Selain itu, pihak Ibis Styles Yogyakarta yang notabene penyelenggara sekaligus hotel dengan brand yang unik, dinamis, dan nyaman, mengaku sangat berharap dapat selalu menjadi bagian dari perkembangan dunia fashion khususnya di Yogyakarta. Maka acara The Enlightement Fashion Diary pun akan terus diselenggarakan dengan tema yang bervariatif dan menggandeng designer-designer pilihan. Semoga, fashion show selanjutnya akan lebih menginspirasi dan membawa udara segara bagi kemajuan fashion Indonesia. 


****
Alamat Ibis Styles Yogyakarta:
Jl. Dagen No. 109, Malioboro, Yogyakarta. 
Untuk informasi dan reservasi dapat menghubungi 0274-588889 atau ibisstyles.com. 


Share
Tweet
Pin
Share
14 komentar
Entah kenapa, kalau saya pergi ke museum kok ya suka terbayang-bayang film Night At The Museum. Itu loh film komedi-fantasi yang tokoh utamanya diperankan Ben Stiller, sebagai penjaga malam di American Museum of Natural History. Kayaknya sih asyik sekaligus serem kan kalau benda-benda di museum bisa hidup dan berinteraksi dengan manusia. Kali aja ya, mengunjungi museum bisa sekaligus guyonan dengan tokoh-tokoh bersejarah yang telah mendahului kita. Seandainya iya, apa ya kata mereka tentang Indonesia yang sudah sedemikian memprihatinkan ini? Apakah mereka akan menangis sedih, atau malah tertawa sinis sambil berkata, "Piye Le, esih enak zamanku to?" 


Foto oleh Ardiba Sefrienda (Ig: @ardibars)

Ah, hentikan semua imajinasi lebay itu. Sebab kenyataannya, kebanyakan orang justru membayangkan museum adalah tempat paling tepat untuk mengarsip mantan pacar, benda-benda bersejarah, koleksi kuno penuh debu, di mana ruangannya pengap, dan ditunggui oleh penjaga berkepala uban. Itulah gambaran museum Indonesia yang barangkali juga ada di pikiranmu? Kenapa demikian? Karena selama ini, nyaris sebagian besar museum kita isinya tak jauh beda. Maka tak heran jika orang akan lebih memilih destinasi lain ketika diajak piknik ke museum. 

Sebenarnya persepsi mengenai museum yang membosankan pernah juga mendarat di kepala saya. Rasanya, kalau sudah pernah sekali datang, ya sudah tidak ada ketertarikan untuk kembali berkunjung. Paling-paling isinya sama saja, maka orang akan berseru, "Ah wis tau!"

Namun persepsi itu akhirnya patah ketika saya masuk ke De MATA Trick Eye Museum. Sebuah museum 3D pertama di Yogyakarta yang mulai beroperasi 22 Desember 2013  dan berhasil mengundang ribuan mata pengunjung. 


Foto milik Manda  (Ig: @imasatrianto)

Mula-mula, sebelum menikmati sendiri keseruan di dalamnya, saya memandang museum ini sekadar tempat narsis yang pengunjungnya pasti dedek-dedek gemes maniak foto. Jadi, apa menariknya foto dengan gambar 3D? Cuma ngetrick mata pakai latar foto pasti kan gampang. Nah rupanya di sinilah tantangannya. Tidak semudah itu loh berakting pas sesuai sama latar yang dipilih. Kita tetap butuh kemampuan bergaya supaya muncul ilusi optik yang membuat kita terlihat sedang berinteraksi langsung dengan objek pada latar belakang ataupun memunculkan suasana yang hidup. 


Foto oleh Manda  (Ig: @imasatrianto)

Lalu ada apa aja di  De MATA Trick Eye Museum?
Museum yang sengaja hadir untuk memanjakan penyuka foto ini menyediakan tiga wahana. 
  1. De MATA 1: isinya ratusan foto 3 dimensi. Ini merupakan wahana pertama yang dibuka tahun 2013. Waktu itu, karyawan Pak Fx Petrus Kusuma (si owner) hanya empat; dua menjadi guide dan dua lagi di bagian ticketing. Namun dalam waktu tiga tahun, sekarang karyawannya sudah banyak. 
  2. De ARCA: museum ini dibangun pada tahun kedua setelah De MATA 1 beroperasi. Isinya berupa patung-patung fiberglass tokoh Indonesia dan luar negeri yang memiliki prestasi dan patut menjadi teladan. 
  3. De MATA 2: ini merupakan museum terakhir yang dibangun. Isinya adalah foto 3 dimensi, 4 dimensi, ilusi cermin & foto kostum. 
Berapa harga tiket masuknya?
Tiket masuk De MATA De ARCA cukup bervariasi:
Harga Weekday: 
  • Pukul 10-15, harga De MATA 1: Rp 30.000, De MATA 2: Rp. 25.000, dan De ARCA Rp. 35.000. Jika sepaket menjadi Rp. 85.000
  • Pukul 15-22, harga De MATA 1: Rp 40.000, De MATA 2: Rp. 30.000, dan De ARCA Rp. 50.000. Jika sepaket menjadi Rp. 100.000
Harga Weekend dan hari libur nasional:
  • Pukul 10-22, harga De MATA 1: Rp 60.000, De MATA 2: Rp. 40.000, dan De ARCA Rp. 60.000. Jika sepaket menjadi Rp. 120.000

Spesialnya, bagi yang ulang tahun pada tanggal kunjungan, bisa FREE masuk loh. 

Lihat ini adalah foto kostum saya bersama teman-teman blogger Jogja yang kebetulan tanggal 17 November 2016 janjian piknik bareng. Untuk harga sewa kostum dan paket foto bisa langsung tanya di lokasi ya. Atau bisa juga menghubungi kontak yang saya cantumkan di bagian akhir tulisan ini. Soalnya paketnya banyak. 
Foto oleh fotografer museum

Nah, Mengingat biaya yang harus kita keluarkan ini termasuk middle up, sebaiknya sih sebelum berkunjung perhatikan tips berikut. 

  • Berkunjunglah di hari aktif, Senin-Jumat. Mengingat pengunjung setiap harinya bisa mencapai ribuan orang, maka pas weekday relatif lebih longgar untuk dapat menikmati setiap wahana dengan bebas. Dan, biasanya bagian manajemen akan melakukan sistem tutup buka loket ketika pengunjung dalam museum sedang full. Jadi kalau kita datang saat loket tutup, tunggulah 30 menit. Setelah pengunjung dirasa berkurang, loket pasti akan kembali dibuka. 
  • Jangan datang sendirian. Bawalah teman atau keluarga untuk juru potret kita. Soalnya mengambil gambar dengan teknik selfie belum tentu hasil fotonya maksimal loh. Ingat, kita kan mau berfoto dengan karya seni 3, 4, sampai 5 dimensi. Maka, pengambilan foto yang kurang tepat tentunya akan memengaruhi efek yang ditimbulkan. Sebenarnya di sana tersedia guide yang bisa dimintai tolong memotret, gratis pula, tapi mereka tidak selalu available mengikuti perjalanan kita kan? Jadi bawalah partner yang kira-kira pintar mengambil foto. Karena teman saja sebenarnya belum cukup, kalau dia tidak tahu caranya mengambil angle foto yang tepat dan mampu mengarahkan gaya hehehe. 
  • Sediakan kamera dengan memori besar dan baterai yang penuh. Ingat di sana ada lebih dari 200 gambar dan karya seni lain, yang tentunya akan membuat memori kamera kita full. Jangan sampai hasrat berfoto kita terhalang oleh kamera yang mati atau malah sudah penuh sebelum petualangan selesai. 
  • Atur waktu yang tepat. Menikmati museum ini kadang bikin kita lupa waktu. Menurut pihak manajemen sendiri, setiap pengunjung rata-rata akan menghabiskan waktu lebih dari 3 jam untuk menikmati tiga wahana. Nah, jangan sampai jadwal makan dan ibadah kita terlewat dong. 
  • Siapkan mental. Ketika masuk ke museum ini, kita dituntut untuk tidak jaim dan mati gaya. Maka, ekspresikan gayamu untuk mengapresiasi semua karya seni di sana. Selain itu, bagi kamu yang bertugas sebagai juru potret, bersabarlah ketika harus mengulang pengambilan foto berkali-kali karena kami tidak puas dengan hasilnya hahahaha.


  • Reservasi dulu kalau bawa rombongan. Tidak wajib sih. Tapi buat kamu yang datang dari jauh dan membawa rombongan satu kelurahan, mending reservasi dulu supaya pihak manajemen juga bisa mengatur jadwal masuk kita ke wahana. Kan sayang kalau sudah jauh-jauh datang apalagi waktunya terbatas, tapi sampai lokasi justru pas museum sedang full. 
Oh ya, sebagai fasilitas, setiap wahana menyediakan free wifi loh. Biar kita bisa langsung mengunggah foto ke sosial media. Selain itu, kita bisa juga belanja souvenir buat oleh-oleh keluarga yang di rumah. 



Ah, rasanya menceritakan museum ini kok ya tak cukup berjilid-jilid. Sudahan saja ya. Jadi, kalau kamu penasaran dengan cerita saya mending langsung ke TKP aja buat membuktikan sendiri. Saya saja ketagihan datang lagi kok. Soalnya setelah pulang lalu memandangi hasil fotonya, hati ini berbisik, "Kok gayaku wagu sih, hahaha, asem!" Apalagi dua bulan sekali selalu ada karya seni yang diganti. Jadi akan selalu ada alasan buat kembali datang ya, ya, Bang :) siapkan uang buat Adik dong. 


Lokasi dan kontak

Alamat De Mata Trick Eye Museum: di XT Square, Jl. Veteran No. 150-151-Yogyakarta
Facebook: De MATA-De ARCA
Twitter: @DeMATA_DeARCA
Website: dematamuseum.com
Instagram:@de_mata_de_arca
Telp: (0274) 380809
Wa: 081327166616

Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Newer Posts
Older Posts

Buku Baru Saya

Buku Baru Saya

Popular Posts

  • Maaf Jika Saya Harus Bersandar Padamu, Ibu.
  • Resep Membunuh Jamur di Lemari Serbuk Kayu
  • Aku Homesick, Tolong Jangan Katakan 5 Kalimat Ini

Member Of

Member Of
Blogger Perempuan

Arsip Blog

  • ►  2019 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
  • ▼  2016 (14)
    • ►  December (3)
    • ▼  November (2)
      • 3 Designer Yogyakarta Tuangkan Keindahan Langit Se...
      • Serunya Ngetrick Mata di Museum De Mata De Arca Yo...
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (6)
    • ►  July (4)
    • ►  June (5)
    • ►  April (14)
    • ►  March (6)
    • ►  February (1)
    • ►  January (7)
  • ►  2014 (37)
    • ►  December (4)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  May (8)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (14)
  • ►  2013 (19)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (7)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (33)
    • ►  December (5)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (2)
    • ►  July (12)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates