Ingat usia, Tik. Belajarlah hidup lebih bijak. Di rumahmu sendiri, kan kau berperan pula sebagai kepala (bagian) rumah tangga. Kelak, anak-anakmu akan membaca: bagaimana ibunya, seberapa galak bapaknya.
Hidup kita memang tak luput dari khilaf dan sial. Saat dua hal itu menghampiri, tak usah kau cari kambing hitam melulu, Tik, jangan. Belajarlah lebih bijak.
Pagi tadi, saat gelas kopi suamimu kau tumpahkan. Kau teriak "Sialan, naruh gelas sembarangan" Husttt. Sudahkah kau berhati-hati? Lain hari yang lalu, kau rasai kepalamu hampir pecah memikirkan uang. Kebiasaanmu mencari kambing hitam sungguh tidak terpuji. Kau bilang bahwa rokok adalah pemborosan paling fatal. Pemborosan macam mana jika kau tak menghitung dengan benar, berapa yang kau habiskan, dan berapa rokok sialan suamimu itu mendapat jatah?
Kebiasaan mencari kambing hitam, terkadang membikin cara pikirmu terkesan picik. Saat kau lihat putung rokok menempel di gorden kesayanganmu, kau menjerit. Suamimu kau maki-maki. Dan di menit ke tiga, kau sadar itu bukan putung rokok suamimu, ada lelaki lain bertamu. Aih. Kau bahkan tak meminta maaf.
Soal lelaki lain yang berenang-renang di lautan milikmu, pun kau tak mau mengakui kesalahan sendiri. Kau bilang, lelaki itu terlalu menggoda. Hei, kapan sih kau berani mengakui, bahwa kau juga manusia yang penuh keliru. Behentilah kebanyakan bicara, menuduh orang lain selalu salah. Sebab, tuduhan dan makian hanya membikin sesak dada seseorang. Ia barangkali bisa diam, memendam bara apinya sendiri. Namun jika kelak ia meledak. Kau tidak akan pernah tahu, seberapa besar kobarnya akan membakarmu.
Nasihatnya Gondes, si motor Mega Pro
Comments
Post a Comment
Komentar dengan menyertakan link hidup akan saya hapus. Maaf ya....