Peristiwa Mario di toko boneka

by - February 14, 2014

Anak terakhir Mama sekarang udah kelas satu es-em-pe. Tinggal jauh dari rumah, dan mudiknya seminggu sekali aja. Ia bocah yang doyan banget nonton film kolosal, horor, dan sedikit aja kenal film kartun. Didukung lokasi rumah yang emang pelosok mentok, jadi ya chanel televisi itu terbatas banget.


Mama juga cuma akan duduk di depan televisi selepas isya, sinetronlover-lah, jadi ya nggak ada keharusan buat kenal acara lain, apalagi baca komik dan akses internet. Itu aktivitas yang pokoknya jauuuuh banget sama kebiasaan Mama. Jauh juga karena adik terakhirku itu nggak addict depan televisi. 
Di liburan kemarin, Mama melancong ke Jogja. Astaga bahasanya; melancong kayak tahun kapan gitu yah. Tapi serius, iya, Mama ke Jogja bareng Bapak. Rencananya dari Jogja mau nengok saudara di Boyolali. 



Jadilah aku pergi ke toko boneka buat cari oleh-oleh. Toko yang nggak besar-besar amat di sudut jalan. Mama juga ikut. Ia duduk di kursi depan kasir, melihatku bingung dengan pilihan yang cocok. Untung pembelinya cuma ada kami berdua, jadi nggak sumpek. 

"Ini lucu nggak Ma?" kataku, mengangkat boneka kucing yang lagi tengkurap. 
"Ah, bentuknya nggak jelas. Itu meong lagi ngapain sih?"
Oke, kutaruhlah boneka kucing malas itu. Aku lalu mengangkat boneka Spongbob—ada Petrik juga sih sebenernya, tapi kan judul filmnya Spongbob jadi ya aku nggak pilih Petrik. 
"Lah boneka apa itu? Kotak-kotak." teriak Mama mendeskripsikan si Spongbob. Spontan aku melirik ke arah Mbak-mbak Kasir yang tersenyum geli. Aku juga ikut tersenyum, malah ngakak. "Pilih boneka yang jelas-jelas ajalah. Yang bentuknya nyata" Jelasnya lagi. Maksud Mama, bentuk nyata itu maksudnya yang realis gitu. 
"Ya. Iki piye?" kataku, sambil mengangkat boneka katak warna ijo yang imut banget. 
"Hih. Kodok. Nggilanilah" Hah?
"Jerapah?"
"Jelek, terlalu kurus"
Jadilah aku menyerah. “Mario Bros ini lucu kan Ma?”
"Kumisnya tebel banget. Apa nanti nggak bikin takut, Nduk?" Suara Mama terdengar ragu-ragu. 
"Nggak papalah," kataku melemah. Udah capek. Maka kubawalah boneka Mario Bros sebagai pilihan terakhir ke depan kasir.
"Itu ada warna lain nggak? Jangan merah sama biru, kayaknya mencolok banget" celetuk Mama.
#Deg!
"Mario Bros kan warnanya emang ini, Bu" jelas Mbak Kasir, terlihat akan meledakkan tawanya. Ya ampun Mama, batinku. Betapa aku jadi ingin pulang ke rumah, menceritakan banyak hal yang indah-indah kepada Mama. 


Sempat dipublish di www.tikahkumala.tumblr.com / 12 November 2013

Tulisan Terkait

0 komentar

Komentar dengan menyertakan link hidup akan saya hapus. Maaf ya....